Let’s get straight to the point: Chaotic, wasn’t it?
Comic Frontier atau yang lebih dikenal sebagai Comifuro adalah salah satu event jejepangan terbesar yang diselenggarakan secara tahunan di Indonesia. Event ini mengambil konsep Comiket dari Jepang dan menghadirkan acara yang sejenis ke bumi Nusantara. Karena keunikan event ini yang tidak dimiliki banyak event di Indonesia, inilah mengapa Comifuro selalu dinanti-nantikan.
Penulis baru saja menghabiskan seharian waktunya untuk menjelajahi event satu ini. Maklum, ini adalah hari pertama dari mega event otaku se-Indonesia. Buat kalian yang ingin pergi di hari kedua, beruntunglah kalian telah memilih membaca artikel ini terlebih dahulu.
Disclaimer, artikel ini hanya berisi diary saya soal pengalaman pribadi saya di hari pertama Comifuro. Tidak ada maksud menjatuhkan pihak manapun apalagi membahas drama yang sering dipanggang orang-orang yang tidak bertanggung jawab.
Ok, langsung saja kita masuk ke inti tulisan: Bagaimana pengalaman hari pertama di Comifuro 15? Langsung saja saya tuliskan rinciannya.
Comifuro Inside: Part 1
Bagian pertama dari artikel ini saya dedikasikan untuk mengambarkan seperti apa isi di dalam hallnya. Kalau boleh dibilang, venue CF15 kali ini lebih besar daripada yang sebelumnya. Apalagi mereka sudah menyiapkan dua panggung, satu sebagai main stage di dekat pintu masuk utama hall 10, satu lagi di sebuah bagian kecil hall yang dinamakan Murasaki Hall. Itu baru bagian circle boothnya.
Suasana main stage, pagi hari belum lama setelah open gate 09.30 WIB.
Masih ada lagi bagian di hall 9 yang dipisahkan dengan separator ruangan. Hall ini dikhususkan untuk yang ingin kulineran dan goleran setelah capek keliling booth Comifuro. Apalagi space yang dimiliki cukup luas sehingga beberapa pengunjung memutuskan piknik kecil di situ. Hanya saja, untuk hall ini sepertinya merupakan bagian terpisah dari entitas Comifuro. Kok saya bilang begitu? Soalnya, dari peta yang yang diberikan pihak Comifuro tidak mencantumkan adanya keberadaan isi dari hall ini. Mungkin itu inisiatif dari ICE sendiri yang membuka booth di sebelah sebagai wujud nyata pemanfaatan momen besar ini dalam meraup untung. Satu hal lagi yang membuat saya berasumsi kalau ini adalah bagian terpisah adalah proses pengecekan tiket.
Saya tidak mengetahui dengan pasti proses ticketing and checking ketika pertama kali menginjakkan kaki di venue karena media pass yang dimiliki saya. Untungnya, salah seorang teman yang sudah masuk venue mengajak saya makan di hall 9 dan kembali ke circle area setelahnya. Tebak apa yang terjadi? Ya, pengecekan tiket gelang kembali dilakukan untuk yang sudah berpindah dari hall 10 ke hall 9. Ditambah lagi, kalau diperhatikan, memang bagian belakang loading dock hall 9 tidak terjaga oleh staff Comifuro, membuat asumsi saya kalau hall kulineran ini bagian terpisah dari Comifuro. Tapi lucunya, ternyata sudah ada pengecakan tiket di bagian pintu masuk kaca depan hall 9. Lah, kok?
Comifuro Outside Zone
Agar bisa menggambarkan situasi ticketing dan keramaian pengunjung lebih dalam, mari kita ke luar sejenak. Panitia sudah memberlakukan sistem buka tutup gate terpantau sejak pukul 10.30 WIB. Dari situlah saya sudah curiga terhadap kepadatan pengunjung. Saya pun mencoba mengatasi rasa penasaran saya kepada pengunjung yang antri membeli tiket. Alhasil ketika saya mengarahkan pandangan ke luar batas kaca Murasaki Hall, pemandangan di depan mata membuat saya menghela nafas.
Depan Murasaki Hall, sekitar pukul 10.30 WIB
Jika kamu pengunjung yang hendak membeli tiket OTS, berdoalah untuk kakimu agar kuat berdiri berjam-jam. Antrian yang saya lihat sudah dibilang bisa menamatkan game snake di hape jadul nokia. Dari depan hall 10, mengitari tembok kaca hall 9 dan 10, terus melingkar ke depan lobi hingga parkir, sampai ke basement.
Antusias otaku se-Indonesia memang luar biasa. Tapi sayangnya, kemampuan kapasitas tempat tidak mendukung kepadatan pengunjung sehingga antrian sangat panjang tidak terelakan. Saya mengerti banyak yang kecewa dan akhirnya pulang atau hanya sebatas ngetem di taman depan ICE. Mereka pasrah karena antrian tidak kunjung menunjukkan akhirnya. Sampai pukul 16.00 WIB, masih banyak pengunjung yang mengantri dari basement, padahal sebentar lagi penjualan tiket akan ditutup.
Hal yang serupa berlaku untuk yang membeli tiket pre-sales. Mereka sama-sama merasakan lamanya menunggu, meski mendapat diskon potongan waktu yang sedikit lebih menguntungkan. Pemandangan calo menjadi lazim dengan antrian sebanyak ini. Harga yang dipatok calo adalah Rp100.000 berdasarkan penawaran calo yang tidak bisa melihat tag media yang sudah saya kalungkan. Bayangkan, seorang media yang masuknya percuma ditawari gelang masuk oleh calo. Oh, sungguh terlalu. Ya, berkatnya, saya bisa mengetahui harga yang ditawarkan. Jadi, masih lebih worthed buat kalian yang pesan tiket pre-sales.
Comifuro: The Three Gates Stage
Oke, sekarang kamu sudah melewati tantangan pertama dan mendapat gelang tiket yang berharga 50.000 rupiah dan lebih dari 2 jam menunggu. Lantas, apakah kamu sudah bisa masuk venue dan bersenang-senang? Ternyata tidak. Setelah membeli tiket, kamu tidak bisa langsung masuk melewati pintu hall 10 yang sudah berada di samping booth tiketnya. Anda harus memutar ke luar lagi sampai ke pintu hall 9 untuk melalui pengecekan tiket gelang.
Ok, that’s reasonable. Karena dari luar, tiket gelang jadi harus dicek. Lalu inilah bagian lucu yang sudah saya bahas di bagian sebelumnya. Tiket gelangmu nanti akan dicek ulang ketika akan memasuki pintu utama hall 10. Dan perlu diketahui, sebelum masuk pintu hall 10, kamu perlu menunggu sampai pintu itu dibuka karena sistem buka tutup gate sejak jam 10 tadi.
Omagah~
Untungnya di sebelah kiri sebelum pintu masuk ada gula dari hololive meet yang memberi sapaan bagi pengunjung agar bersabar menghadapi situasi di sana. Setelah melewati pintu ini, barulah kalian bisa menikmati pengalaman berharga Comifuro 15 dengan hidangan spesialnya, ikan sarden kaleng. Ok, waktunya kita masuk ke bagian dalam part kedua.
Comifuro Inside: Part 2
Kalau kamu masuk dari pintu utama, hal yang pertama kali kamu lihat adalah corporate booth yang letaknya paling depan. Tower of Fantasy dan Good Smile Company menjadi yang paling mencolok dalam sekali pandang. Tapi sayangnya, karena kepadatan penduduk mewajibkan kamu jalan terus, booth-booth ini mungkin bisa terlewatkan saat pertama kali kamu masuk hall.
Yang di atas tadi untuk kamu yang masuk lewat jalur depan. Kalau masuk lewat jalur belakang alias loading dock, kamu akan berhadapan dengan circle-circle kecil yang bermodalkan meja sebagai pemandangan pertama. Saya kurang tahu, apakah pengunjung dapat melewati pintu yang satu ini? Secara di luar loading dock hall 10 masih ada booth BStation yang bermurah hati membagikan poster One Piece Film: Red. Selebihnya di luar pintu masuk loading dock hanya ada tempat penitipan barang, registrasi exhibitor. sebuah tenda dan dua buah toilet portable. Jadi, yang nanya toilet di mana untuk yang belum masuk area dalam kaca, toiletnya ada di belakang, dekat pintu masuk loading dock 10. Tambahan, dari luar pagar ada starling mobil yang seharusnya lebih murah untuk menikmati kopi senjamu.
Untuk keberadaan circle di dalam, semua sesuai dengan peta yang sudah dibuatkan panitia. Circle yang elite berada di sisi kiri dari pintu masuk utama. Mereka berjajar membentuk 6 hingga 7 barisan. Circle meja menghiasi bagian kanan hingga pintu masuk Murasaki Hall dan di dekat toilet yang berada di ujung kiri dan kanan dekat loading dock. Saya tidak perlu menjabarkan satu per satu, tinggal pilih yang mana yang cocok untuk kamu sikat sebagai sasaran upeti belanja hobimu.
Ini saat DJ di main stage pukul 17.00 WIB beraksi
Kalau soal kepadatan orang-orang di dalam, saya yakin ini yang memaksa panitia untuk memberlakukan sistem buka tutup gerbang utama dan pola antrian melingkar hingga ujung basement. Asal bisa jalan siput, okelah. Yang menjadi masalah di sini adalah kepadatan yang diperkirakan lebih dari 20.000 jiwa ini membuat sinyal telepon seluler sulit didapat. Jika kamu berencana meet and greet dengan temanmu, janjian ketemuan di luar dan jangan sampai terpisah sampai di dalam.
Impresi dan Simpulan
Karena ini diary, maka saya akan merinci seluruh pengeluaran saya di Comifuro 15 day 1. Rp5.000 dikali dua untuk tiket KRL pulang pergi. Rp8.000 untuk ojol pergi ke ICE dan Rp15.000 untuk ojek online arah pulang stasiun karena tarif meningkat ketika pulangnya. Agak susah untuk berharap mendapat kesempatan menaiki bus gratis yang disediakan panitia. Sebagian ojol malahan mematok tarif Rp20.000 hingga Rp25.000, untungnya saya menemukan ojol yang ikhlas diberikan harga di atas. Kalau melihat aplikasi sih, bisa kena Rp19.500, jadi penawaran ojol tanpa melalui aplikasi boleh saya katakan wajar, apalagi traffic sekitar ICE sepanjang hari macet parah. Rp50.000 saya habiskan untuk nasi pecel yang dijual di hall 9. Serius, mending Anda beli atau bawa makanan dari luar ICE untuk menghemat konsumsi. Rp10.000 untuk es jeruk yang dijual di parkiran ICE. Dan yang paling utama, Rp20.000 untuk ganci Iofi dari KyraMerch sebagai satu-satunya barang kenangan yang saya beli dari event ini. Untuk masuk event, karena saya media jadi digratiskan selama saya memegang kalung sakti. Buat kamu pengunjung tanpa tag dan ingin membeli lebih, disarankan membawa uang lebih banyak dari yang saya habiskan.
Jadi bisa disimpulkan, kalau kamu tujuannya kulineran dan meet-up, disarankan memiliki lokasi alternatif seperti CLAS:H yang diadakan di Blok M dengan hari yang sama. Pergilah ke Comifuro jika kamu memang butuh untuk mendapat barang yang kamu cari. Datanglah lebih pagi, karena selain untuk menghindari keramaian, kamu juga bisa mendapat barang sebelum booth tujuanmu tutup karena kehabisan stok. Sediakan uang tunai yang cukup karena sinyal yang sulit didapat untuk melakukan transaksi scan QR code. Berhati-hatilah dengan barang bawaan karena antrian menunggu depan hall 10 adalah kesempatan terbaik bagi kriminal berzirahkan outfit otaku melakukan aksinya.
Agak sedih, ga bisa pulang merch mama Agung karena laris keras.
Untuk para exhibitor, semangat! Saya bisa melihat repotnya Anda berjualan di tengah kesesakan itu. Kesempatan hari kedua semoga bisa lebih cuan dan membuat happy kantong, fisik, dan mental.
Untuk panitia, saya paham betapa sulitnya mengatur event yang memuat ribuan orang. Apalagi kapasitas yang disediakan masih kurang. Belajarlah dari hal ini dan persiapkan diri kalian untuk worst possible scenario agar semua pihak bisa mendapat kebahagiaan dari event ini.
Good luck!
The post Diary Comifuro 15 Day 1 appeared first on Jurnal Otaku Indonesia.
from Berita Anime, Manga, Figure, dan Kehidupan di Jepang – Jurnal Otaku Indonesia https://ift.tt/VXxK5lk
Tidak ada komentar:
Posting Komentar